Rabu, 29 Agustus 2007

Sepuluh Langkah Menyambut Ramadhan


1. Berdoalah agar Allah swt. memberikan kesempatan kepada kita untuk bertemu dengan bulan Ramadan dalam keadaan sehat wal afiat. Dengan keadaan sehat, kita bisa melaksanakan ibadah secara maksimal di bulan itu, baik puasa, shalat, tilawah, dan dzikir. Dari Anas bin Malik r.a. berkata, bahwa Rasulullah saw. apabila masuk bulan Rajab selalu berdoa, ”Allahuma bariklana fii rajab wa sya’ban, wa balighna ramadan.” Artinya, ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan Sya’ban; dan sampaikan kami ke bulan Ramadan. (HR. Ahmad dan Tabrani)

Para salafush-shalih selalu memohon kepada Allah agar diberikan karunia bulan Ramadan; dan berdoa agar Allah menerima amal mereka. Bila telah masuk awal Ramadhan, mereka berdoa kepada Allah, ”Allahu akbar, allahuma ahillahu alaina bil amni wal iman was salamah wal islam wat taufik lima tuhibbuhu wa tardha.” Artinya, ya Allah, karuniakan kepada kami pada bulan ini keamanan, keimanan, keselamatan, dan keislaman; dan berikan kepada kami taufik agar mampu melakukan amalan yang engkau cintai dan ridhai.

2. Bersyukurlah dan puji Allah atas karunia Ramadan yang kembali diberikan kepada kita. Al-Imam Nawawi dalam kitab Adzkar-nya berkata, ”Dianjurkan bagi setiap orang yang mendapatkan kebaikan dan diangkat dari dirinya keburukan untuk bersujud kepada Allah sebagai tanda syukur; dan memuji Allah dengan pujian yang sesuai dengan keagungannya.” Dan di antara nikmat terbesar yang diberikan Allah kepada seorang hamba adalah ketika dia diberikan kemampuan untuk melakukan ibadah dan ketaatan. Maka, ketika Ramadan telah tiba dan kita dalam kondisi sehat wal afiat, kita harus bersyukur dengan memuji Allah sebagai bentuk syukur.

3. Bergembiralah dengan kedatangan bulan Ramadan. Rasulullah saw. selalu memberikan kabar gembira kepada para shahabat setiap kali datang bulan Ramadan, “Telah datang kepada kalian bulan Ramadan, bulan yang penuh berkah. Allah telah mewajibkan kepada kalian untuk berpuasa. Pada bulan itu Allah membuka pintu-pintu surga dan menutup pintu-pintu neraka.” (HR. Ahmad).

Salafush-shalih sangat memperhatikan bulan Ramadan. Mereka sangat gembira dengan kedatangannya. Tidak ada kegembiraan yang paling besar selain kedatangan bulan Ramadan karena bulan itu bulan penuh kebaikan dan turunnya rahmat.

4. Rancanglah agenda kegiatan untuk mendapatkan manfaat sebesar mungkin dari bulan Ramadan. Ramadhan sangat singkat. Karena itu, isi setiap detiknya dengan amalan yang berharga, yang bisa membersihkan diri, dan mendekatkan diri kepada Allah.

5. Bertekadlah mengisi waktu-waktu Ramadan dengan ketaatan. Barangsiapa jujur kepada Allah, maka Allah akan membantunya dalam melaksanakan agenda-agendanya dan memudahnya melaksanakan aktifitas-aktifitas kebaikan. “Tetapi jikalau mereka benar terhadap Allah, niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka.” [Q.S. Muhamad (47): 21]

6. Pelajarilah hukum-hukum semua amalan ibadah di bulan Ramadan. Wajib bagi setiap mukmin beribadah dengan dilandasi ilmu. Kita wajib mengetahui ilmu dan hukum berpuasa sebelum Ramadan datang agar puasa kita benar dan diterima oleh Allah. “Tanyakanlah kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui,” begitu kata Allah di Al-Qur’an surah Al-Anbiyaa’ ayat 7.

7. Sambut Ramadan dengan tekad meninggalkan dosa dan kebiasaan buruk. Bertaubatlah secara benar dari segala dosa dan kesalahan. Ramadan adalah bulan taubat. “Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman, supaya kamu beruntung.” [Q.S. An-Nur (24): 31]

8. Siapkan jiwa dan ruhiyah kita dengan bacaan yang mendukung proses tadzkiyatun-nafs. Hadiri majelis ilmu yang membahas tentang keutamaan, hukum, dan hikmah puasa. Sehingga secara mental kita siap untuk melaksanakan ketaatan pada bulan Ramadan.

9. Siapkan diri untuk berdakwah di bulan Ramadhan dengan:

· buat catatan kecil untuk kultum tarawih serta ba’da sholat subuh dan zhuhur.

· membagikan buku saku atau selebaran yang berisi nasihat dan keutamaan puasa.

10. Sambutlah Ramadan dengan membuka lembaran baru yang bersih. Kepada Allah, dengan taubatan nashuha. Kepada Rasulullah saw., dengan melanjutkan risalah dakwahnya dan menjalankan sunnah-sunnahnya. Kepada orang tua, istri-anak, dan karib kerabat, dengan mempererat hubungan silaturrahmi. Kepada masyarakat, dengan menjadi orang yang paling bermanfaat bagi mereka. Sebab, manusia yang paling baik adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain. (Mochamad Bugi)

Sumber: dakwatuna, 21/8/2007 | 8/Syaban/1428 H



Senin, 27 Agustus 2007

Selesai (untuk saat ini)

Setelah berkutat di depan server 3 hari, akhirnya untuk sementara proses migrasi kami selesai. Sementara karna ke depan bisa jadi ada aja dr KPP yg nelpon, "mas menu ini kok gak bisa ya?", "mas tablespacenya penuh nih.." "mas,...."
Klo dah dtg telpon gitu, sementara saya blm tau gmn trouble shootingnya, tanya aja lt 4, tempat para master SIP/SIDJP. (eh.. di lt 2 ada masternya jg ding... ^_^ )
Anyway, tugas sebelum pulang kampung dah hampir selesai. Biar ntar pas di kampung dah tenang.


Sekilas tentang migrasi kemarin, secara umum Alhamdulillah berjalan lancar. KPPnya g banyak sih... trus jg format database-nya ga neko-neko, meski ada KPP yg belum selesaikan tugasnya, tp masih bisa dihandle. Aplikasi pecahnya ok, meski harus jeli dan proses harus ditungguin satu2. So, hirosah(ronda giliran) jadi pilihan tepat. Selain tu, proses setelah pecah ternyata ruwet jg. Dan, lama....
Hardisk kemakan banyak juga. Pa lagi yg server jadul... wuih.

Dan momen yg gak terlupakan lainnya.. (...PES6 2 kali menang lawan Damar... ^_^)

Semoga apa yg kami kerjakan kemarin gak ada kesalahan di masa yg akan dtg 'n diridhoi Allah swt.

Semangat buat tim migrasi sampe 2008!

(p.s.: ini baru SIPMOD, harusnya SIDJP... Ayo donk bos-bos di atas... lebih dipersiapkan lagi, jgn sampe para pelaksana ini terkorbankan...)

Keluarga itu...



Untuk menegakkan bangunan masyarakat Islami, penyangga utamanya adalah rumah tangga Islami. Apa sesungguhnya yang dimaksud dengan rumah tangga Islami? Apakah dengan semua anggota keluarganya beragama Islam lantas sudah disebut rumah tangga Islami? Kenyataannya, betapa banyak keluarga muslim yang tidak menampakkan kehidupan yang Islami.

Rumah tangga Islami adalah sebuah rumah tangga yang didirikan di atas landasan ibadah yang di dalamnya ditegakkan adab-adab Islam, baik menyangkut individu maupun keseluruhan anggota rumah tangga. Mereka bertemu dan berkumpul karena Allah, saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran, serta saling menyuruh kepada yang makruf dan mencegah yang mungkar, karena kecintaan mereka kepada Allah. Mereka betah tinggal di dalamnya karena kesejukan iman dan kekayaan ruhani. Mereka berkhidmat kepada Allah swt dalam suka maupun duka, dalam keadaan senggang maupun sempit.

Rumah tangga Islami adalah rumah yang di dalamnya terdapat iklim yang sakinah (tenang), mawadah (penuh cinta), dan rahmah (sarat kasih sayang). Perasaan itu senantiasa melingkupi suasana rumah setiap harinya. Seluruh anggota keluarga merasakan suasana ”surga” di dalamnya. Baiti jannati, demikian slogan mereka sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah saw. Subhanallah!

”Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (QS Ar-Ruum 30:21)

Prinsip-prinsip dasar rumah tangga bisa disebut Islami dapat dijelaskan secara singkat sebagai berikut.

Pertama, Tegak di Atas Landasan Ibadah

Rumah tangga Islami harus didirikan dalam rangka beribadah kepada Allah semata. Artinya, sejak proses memilih jodoh, landasannya haruslah benar. Memilih pasangan hidup haruslah karena kebaikan agamanya, bukan sekedar karena kecantikan atau ketampanan wajah, kekayaan, maupun atribut-atribut fisikal lainnya.

Proses bertemu dan menjalin hubungan hingga kesepakatan mau melangsungkan pernikahan harus tidak lepas dari prinsip ibadah. Prosesi pernikahannya pun, sejak akad nikah hingga walimah, tetap dalam rangka ibadah, dan jauh dari kemaksiatan. Sampai akhirnya, mereka menempuh bahtera kehidupan dalam suasana ta’abudiyah (peribadahan) yang jauh dari dominasi hawa nafsu.

Kedua, Nilai-Nilai Islam dapat Terinternalisasi Secara Kaffah

Internalisasi nilai-nilai Islam secara kaffah (menyeluruh) harus terjadi dalam diri setiap anggota keluarga, sehingga mereka senantiasa komit terhadap adab-adab Islami. Untuk itu, rumah tangga Islami dituntut untuk menyediakan sarana-sarana tarbiyah yang memadai, agar proses belajar, mencerap nilai dan ilmu, sampai akhirnya aplikasi dalam kehidupan sehari-hari bisa diwujudkan.

Ketiga, Hadirnya Qudwah yang nyata

Diperlukan qudwah (keteladanan) yang nyata dari sekumpulan adab Islam yang hendak diterapkan. Orang tua memiliki posisi dan peran yang sangat penting dalam hal ini. Sebelum memerintahkan kebaikan atau melarang kemungkaran kepada anggota keluarga yang lain, pertama kali orang tua harus memberikan keteladanan.

Keempat, Masing-Masing Anggota Keluarga Diposisikan Sesuai Syariat

Dalam rumah tangga Islami, masing-masing anggota keluarga telah mendapatkan hak dan kewajibannya secara tepat dan manusiawi. Suami adalah pemimpin umum yang bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup rumah tangga. Istri adalah pemimpin rumah tangga untuk tugas-tugas internal.

Kelima, Terbiasakannya Ta’awun dalam Menegakkan Adab-Adab Islam

Berkhidmat dalam kebaikan tidaklah mudah, amat banyak gangguan dan godaannya. Jika semua anggota keluarga telah bisa menempatkan diri secara tepat, mka ta’awun (tolong-menolong) dalam kebaikan ini akan lebih mungkin terjadi.

Keenam, Rumah Terkondisikan bagi Terlaksananya Peraturan Islam

Rumah tangga Islami adalah rumah yang secara fisik kondusif bagi terlaksananya peraturan Islam. Adab-adab Islam dalam kehidupan rumah tangga akan sulit diaplikasikan jika struktur bangunan rumah yang dimiliki tidak mendukung.

Ketujuh, Tercukupinya Kebutuhan Materi secara Wajar

Demi mewujudkan kebaikan dalam rumah tangga Islami itu, tak lepas dari faktor biaya. Memang materi bukanlah segala-galanya. Ia bukan pula merupakan tujuan dalam kehidupan rumah tangga tersebut. Akan tetapi, tanpa materi, banyak hal tak bisa didapatkan.

Kedelapan, Rumah Tanggga Dihindarkan dari Hal-Hal yang Tidak Sesuai dengan Semangat Islam

Menyingkirkan dan menjauhkan berbagai hal dalam rumahtangga yang tak sesuai dengan semangat keislaman harus dilakukan. Pada kasus-kasus tertentu yang dapat ditolerir, benda-bendam hiasan, dan peralatan harus dibuang atau dibatasi pemanfaatannya.

Kesembilan, Anggota Keluarga Terlibat Aktif Dalam Pembinaan Masyarakat

Rumah tangga Islami harus memberikan kontribusi yang cukup bagi kebaikan masyarakat sekitarnya, sebagai sebuah upaya pembinaan masyarakat (ishlah al-mujtama’) menuju pemahaman yang benar tentang nilai-nilai Islam yang shahih, untuk kemudian berusaha bersama-sama membina diri dan keluarga sesuai dengan arahan Islam. Betapa pun taatnya keluarga kita terhadap norma-norma Ilahiyah, apabila lingkungan sekitar tidak mendukung, pelarutan-pelarutan nilai akan mudah terjadi, lebih-lebih pada anak-anak.

Kesepuluh, Rumah Tangga Dijaga dari Pengaruh Lingkungan yang Buruk

Dalam kondisi keluarga islami yang tak mampu memberikan nilai kebaikan bagi masyarakat sekitar yang terlampau parah kerusakannya, maka harus dilakukan upaya-upaya serius untuk, paling tidak, membentengi anggota keluarga. Harus ada mekanisme penyelamatan internal, agar tak larut dan hanyut dalam suasana jahili masyarakat di sekitarnya. Pada suatu kasus yang sudah amat parah, keluarga muslim bahkan harus meninggalkan lokasi jahiliyah itu dan mencari tempat lain yang lebih baik. Hal ini dilakukan demi kebaikan mereka.

Demikianlah beberapa karakter dasar sebuah rumah tangga yang Islami. Dengan adanya bangunan rumah tangga Islami, rumah tangga teladan yang menjadi panutan dan dambaan umat inilah, maka masyarakat Islami dapat diwujudkan.

Diana Oktaria
Maraji’: Keakhwatan, Cahyadi Takariawan
http://www.pks- jaksel.or. id

Sumber: kafemuslimah
DSHnet

Sabtu, 25 Agustus 2007

3:08

Di gd B lt 2.
Hanya suara server yg terdengar. Teman2 sudah pada tidur, asyik dengan mimpinya masing2. Tapi ntar lagi mereka kubangunkan, karena giliran rondaku selesai. Iya, ronda, melototin monitor nungguin program yg masih jalan dengan leletnya.
Baru 60% slesai migrasi data, mata dah berat, badan dah pegel pengin bersenda gurau dengan matras (seolah2) empuk.

Hari ini seperti biasa setiap pekan lembur, mengmban tugas negara, biar semua kpp bisa modern (ktnya).. mudah2an orangnya jg modern (baca:profesional)...
Gak ada lagi yg namanya gratifikasi, suap, sogok gara2 server telat minta tolong dipercepat...

(udah mulai bangun 1 orang...)

Sebelum giliranku istirahat ada satu pesan singkat...

jangan lupa sholat...
jam segini dah termasuk 1/3 mlm terakhir kan... so, basuh wajahmu, tangan dan kakimu... sujudlah... minta bonus, apapun yg kau mau dari-Nya...





Kamis, 23 Agustus 2007

Membuat blog

Assalamu'alaikum

Bagaimana hari2mu kawan? Mudah2an selalu baik.
(masih berpikir...apa yg kutulis..)

Siapa sangka akhirnya aku nulis di blog.. Bikin sih sering... tapi jarang diisi. Bisa jadi aku kurang ekspresif dengan tulisan, atau sibuk dengan kerjaan, atau mungkin saja males nulis...

Hmh... klo dibandingin ma para ilmuwan Islam jaman emas dulu, jauh banget yah bedanya...?
Ratusan ribu bahkan jutaan judul buku telah diterbitkan dalam memuaskan hasrat mencari ilmu para manusia-manusia ungul itu..

(sambil mikir... mo nulis apa lagi...)

Iya, nulis tu harus dibiasakan. Apalagi buat orang2 yg ingin sukses dalam urusan dunianya... Perintah Allah, "Bacalah.." tapi apa yg mo kita baca klo kita gak nulis, ya kan? (eh... nggak ya?.. ^_^)

Meniti lautan dengan kapal, meniti hati dengan ukhuwah, meniti ilmu dengan membaca dan menulis...

Moga aku gak bosen ...

Maka secangkir kritikan, saran tentang tulisan2 ini akan sangat berharga buatku

Sincere Gracious...

Wassalamu'alaikum wr wb

Rabu, 22 Agustus 2007

Bismillah

Mulailah dengan bismillah.
Semoga Allah memberikan berkah dan ridho-Nya atas amal yg kita kerjakan.
Termasuk bikin blog...

(sebenernya sih niat awalnya krn pengin publish "something"... yah mudah2an terus lanjut... dengan tulisan2 dan postingan lain yg insyaAllah bermanfaat...)